Powered By Blogger

Rabu, 19 Januari 2011


Bang Toger yang Bikin Geger
Oleh Nupus Alhakiki *)

Toger Semasa Kecil
Toger, begitu panggilan akrabnya dikampung, ia dilahirkan di Mekah pada waktu itu bersama kakaknya. Ia merupakan tiga bersaudara dan menjadi anak kedua dari ayahnya dan ibunya. Beberapa tahun merasakan iklim di Mekah Toger tidak tampak seperti orang yang pernah tinggal di Arab.
Setelah empat tahun berselang akhirnya Toger pun dibawa kembali oleh orang tuanya kembali ke Indonesia. Ia menjalani hidup yang baru sebagai seorang anak di Indonesia. Julukan haji yang melekat pada dirinya karena ia dilahirkan di Mekah saat ibunya menjalani ibadah haji. Julukan itupun melekat kepada kakaknya yang juga dulu dilahirkan oleh orang tuanya di kota Mekah.
Menurut kakaknya, toger merupakan orang yang keras pada masa kecil. Kenakalannya terbukti bahwa ia pernah tidak senganja mendorong adiknya di tepi jalan sampai adiknya tertabrak sepeda motor. Ia juga pernah beberapa kali menghilang entah kemana saat ia bermain bersama teman-temannya dikampung.
Toger semasa Remaja
Waktu berlalu, Toger pun tumbuh sebagai seorang anak yang periang, dengan diasuh kakak kandungnya yakni H. Djamil Al-Makki bersama saudara-saudaranya yang lain. Sementara kedua orang tuanya kembali ke Mekah untuk bekerja. Toger dan Djamil tinggal dikampungya bersama saudara-saudaranya.Meninggalkan toger yang saat itu bukanlah kemauan mereka, tapi untuk kepentingan pekerjaan mereka dengan berat hati harus meninggalkan putranya itu.
Toger tumbuh tampa perhatian kedua orang tuanya. Ia menjadi anak yang nakal. Semap beberapa kali dipindahkan dari sekolahannya tak membuat Toger sadar atas kenakalannya. Begitu menurut pengakuannya.
Menurut Yudi alias “Betok”, julukan Toger  dapatkan ketika itu sedang nongkrong dengan teman-temannya di sebuah stasiun kereta. Betok sendiri yang pertama kali memanggilnya Toger. Katanya, karena nama aslinya Tohir pada waktu itu tidak beken, Maka pelesetan Toger pun terlontar dari mulut Betok.
Pada zaman sekolah Toger sangat ramai selaki perang antara sekolah. Katanya demi harga diri sekolahnya. Julukan “Toger yang bikin geger” juga ia dapatkan pada saat ia berperang melawan musuhnya di dalam garbong kereta. Jauh dari sekolahnya toger bersama Dwi dan Betok waktu itu pergi untuk mengantarkan surat kaleng kepada musuh dari sekolahnya itu. Tak tahunya, musuh dari sekolahannya itu sudah tahu akan kedatangan Toger dan kawan-kawannya. Mereka hendak mengeroyok Toger cs, tapi Dwi dan Betok dengan sigapnya kabur keluar dari gerbong kereta itu. Kini hanya ada Toger dan puluhan musuhnya. Tanpa berpikir panjang toger pun langsung bersiap melawan puluhan musuhnya itu. Semua orang beranggapan toger pasti kalah, tapi dengan rasa takut akan mati Toger pun mengambil sebuah golok yang terjatuh saat musuhnya akan membacok toger. Dengan sebilah golok itu Toger melawan musuhnya yang berjumlah puluhan. Katanya, saat itu ada kesempatan untuk menyandra orang yang kena pukul olehnya, ia menodongkan sambil memegangi tubuh lawannya itu dengan sebuah golok. Waktu itu Cuma satu permintaannya, ia ingin keluar hidup-hidup dari gerbong itu. Di sekolahnya, tersebar berita yang dialami Toger itu lewat mulut Dwi dan Betok. Satu sekolahan salut mendengar Toger dapat keluar hidup-hidup dari kepungan musuhnya dan saat itu juga ia dijuluki “bang Toger yang bikin geger”.
Toger Masa Sekarang
Setelah ibunya menunggal, Toger pun sadar apa yang dilakukannya selama ini bukanlah sikap yang terpuji. Ia memilih untuk meninggalkan kehidupannya yang dulu dengan mendalami ajaran agama Islam disebuah ponok pesantren bersama seorang abang-abangannya yang telah lebih dulu insap.
Setelah beberapa tahun ia di pondok pesantren akhirnya ia kembali ke kampung halamannya. Dengan berbekalkan ajaran ilmu agama ia lebih siap mengahadapi cobaan yang sewaktu-waktu pasti akan menimpanya. Tahun pertamanya kembali ke kampung, ia masih dikenal orang sebagai toger yang dulu, tapi dengan seiringnya waktu warga pun mengakui toger sebagai bagian dari mereka.
Ia kini sering mengajarkan kepada remaja-remaja di kampungnya untuk tidak mengikuti jejaknya yang benar-benar tidak patut dicontoh. Tidak sedikit anank-anak yang ingin belajar mengaji kepadanya. Kata mereka bang Toger itu asik bisa di ajak ngobrol. Dengan mempunyai bekal yang cukup togerpun dengan senang mengajarkan ilmu-ilmu agama di kampungnya.
Selain itu, Toger sekarang bekerja sebagai bersama bosnya sebagai mekanik listrik. Dengan penghasilan yang lumayan, kini Toger hidup normal seperti kebanyakan orang dengan banyak orang disekeliling yang menghormati dia sebagai seorang santri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar