Powered By Blogger

Selasa, 15 Februari 2011

sejarah bahasa Indonesia

Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Kamis, 20 Januari 2011


Hikayat bahasa Indonesia

Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Referensi : http://id.shvoong.com/social-sciences/1776232-sekilas-tentang-sejarah-bahasa-indonesia/

Rabu, 19 Januari 2011


Bang Toger yang Bikin Geger
Oleh Nupus Alhakiki *)

Toger Semasa Kecil
Toger, begitu panggilan akrabnya dikampung, ia dilahirkan di Mekah pada waktu itu bersama kakaknya. Ia merupakan tiga bersaudara dan menjadi anak kedua dari ayahnya dan ibunya. Beberapa tahun merasakan iklim di Mekah Toger tidak tampak seperti orang yang pernah tinggal di Arab.
Setelah empat tahun berselang akhirnya Toger pun dibawa kembali oleh orang tuanya kembali ke Indonesia. Ia menjalani hidup yang baru sebagai seorang anak di Indonesia. Julukan haji yang melekat pada dirinya karena ia dilahirkan di Mekah saat ibunya menjalani ibadah haji. Julukan itupun melekat kepada kakaknya yang juga dulu dilahirkan oleh orang tuanya di kota Mekah.
Menurut kakaknya, toger merupakan orang yang keras pada masa kecil. Kenakalannya terbukti bahwa ia pernah tidak senganja mendorong adiknya di tepi jalan sampai adiknya tertabrak sepeda motor. Ia juga pernah beberapa kali menghilang entah kemana saat ia bermain bersama teman-temannya dikampung.
Toger semasa Remaja
Waktu berlalu, Toger pun tumbuh sebagai seorang anak yang periang, dengan diasuh kakak kandungnya yakni H. Djamil Al-Makki bersama saudara-saudaranya yang lain. Sementara kedua orang tuanya kembali ke Mekah untuk bekerja. Toger dan Djamil tinggal dikampungya bersama saudara-saudaranya.Meninggalkan toger yang saat itu bukanlah kemauan mereka, tapi untuk kepentingan pekerjaan mereka dengan berat hati harus meninggalkan putranya itu.
Toger tumbuh tampa perhatian kedua orang tuanya. Ia menjadi anak yang nakal. Semap beberapa kali dipindahkan dari sekolahannya tak membuat Toger sadar atas kenakalannya. Begitu menurut pengakuannya.
Menurut Yudi alias “Betok”, julukan Toger  dapatkan ketika itu sedang nongkrong dengan teman-temannya di sebuah stasiun kereta. Betok sendiri yang pertama kali memanggilnya Toger. Katanya, karena nama aslinya Tohir pada waktu itu tidak beken, Maka pelesetan Toger pun terlontar dari mulut Betok.
Pada zaman sekolah Toger sangat ramai selaki perang antara sekolah. Katanya demi harga diri sekolahnya. Julukan “Toger yang bikin geger” juga ia dapatkan pada saat ia berperang melawan musuhnya di dalam garbong kereta. Jauh dari sekolahnya toger bersama Dwi dan Betok waktu itu pergi untuk mengantarkan surat kaleng kepada musuh dari sekolahnya itu. Tak tahunya, musuh dari sekolahannya itu sudah tahu akan kedatangan Toger dan kawan-kawannya. Mereka hendak mengeroyok Toger cs, tapi Dwi dan Betok dengan sigapnya kabur keluar dari gerbong kereta itu. Kini hanya ada Toger dan puluhan musuhnya. Tanpa berpikir panjang toger pun langsung bersiap melawan puluhan musuhnya itu. Semua orang beranggapan toger pasti kalah, tapi dengan rasa takut akan mati Toger pun mengambil sebuah golok yang terjatuh saat musuhnya akan membacok toger. Dengan sebilah golok itu Toger melawan musuhnya yang berjumlah puluhan. Katanya, saat itu ada kesempatan untuk menyandra orang yang kena pukul olehnya, ia menodongkan sambil memegangi tubuh lawannya itu dengan sebuah golok. Waktu itu Cuma satu permintaannya, ia ingin keluar hidup-hidup dari gerbong itu. Di sekolahnya, tersebar berita yang dialami Toger itu lewat mulut Dwi dan Betok. Satu sekolahan salut mendengar Toger dapat keluar hidup-hidup dari kepungan musuhnya dan saat itu juga ia dijuluki “bang Toger yang bikin geger”.
Toger Masa Sekarang
Setelah ibunya menunggal, Toger pun sadar apa yang dilakukannya selama ini bukanlah sikap yang terpuji. Ia memilih untuk meninggalkan kehidupannya yang dulu dengan mendalami ajaran agama Islam disebuah ponok pesantren bersama seorang abang-abangannya yang telah lebih dulu insap.
Setelah beberapa tahun ia di pondok pesantren akhirnya ia kembali ke kampung halamannya. Dengan berbekalkan ajaran ilmu agama ia lebih siap mengahadapi cobaan yang sewaktu-waktu pasti akan menimpanya. Tahun pertamanya kembali ke kampung, ia masih dikenal orang sebagai toger yang dulu, tapi dengan seiringnya waktu warga pun mengakui toger sebagai bagian dari mereka.
Ia kini sering mengajarkan kepada remaja-remaja di kampungnya untuk tidak mengikuti jejaknya yang benar-benar tidak patut dicontoh. Tidak sedikit anank-anak yang ingin belajar mengaji kepadanya. Kata mereka bang Toger itu asik bisa di ajak ngobrol. Dengan mempunyai bekal yang cukup togerpun dengan senang mengajarkan ilmu-ilmu agama di kampungnya.
Selain itu, Toger sekarang bekerja sebagai bersama bosnya sebagai mekanik listrik. Dengan penghasilan yang lumayan, kini Toger hidup normal seperti kebanyakan orang dengan banyak orang disekeliling yang menghormati dia sebagai seorang santri.

Nama                                     : Siti Julaeha
Kelas/semester                     : 5/A
NIRM                                    : 4322308010088

A.      Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan merupakan usaha membahas kebutuhan-kebutuhan praktis guru kelas. Secara tradisional, analisis kesalalahan bertujuan menganalisis kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar bahasa kedua. Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu guru dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, memutuskan pemberian penekanan, penjelasan dan praktik yang diperlukan, memberikan remidi dan latihan-latihan, dan memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes profisiensi pembelajar (Sudiana, 1990:103).
Menganalisis kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa jelas memberikan manfaat tertentu karena pemahaman kesalahan itu merupakan umpan balik yang sangat berharga pengevaluasian dan perencanaan penyesuaian materi dan  strategi pengajaraan di kelas. Analisis kesalahan berbahasa antara lain bertujuan untuk:
1.       Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teksmisalnya urutan mudah sukar,
2.       Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan,
3.       Merencanakan latihan dan pengajaran remedial,
4.       Memilih butir-butir bagi penngujian kemahiran siswa (Tarigan, 1990: 69).
Pit Corder mengatakan bahwa anakes pada dasarnya merupakan cabang linguistik komparatif. Hal ini didasarkan pada data dan metode anakes. Tugas anakes adalah menjelaskan serta mendeskripsikan sistem lingistik bahasa siswa dan membandingkannya dengan sistem linguistik B2 yang dipelajarinya.
Penyimpangan dalam penggunaan bahasa yang sedang dipelajari oleh siswa, B2 atau bahasa asing disebabkan oleh kesalahandan kekeliruan. Kekeliruan bersifat sementara, tidak konsisten, dan perbaikannya dapat dilakukan oleh siswa sendiri. Kesalahan bersifat agak permanen, sistematis, dan perbaikannya memerlukan bantuan guru. Kesalahan itu sendiri terbagi atas kesalahan yang tidak jelas terlihat dan kesalahan yang jelas  terlihat. Kedua jenis kesalahan ini tidak semata-mata melukiskan atau menandakan siswa benar atau salah, tetapi juga menyatakan penggunaan sistem bahasa yang salah atau benar.
Prosedur analisis kesalahan berbahasa terdiri atas empat langkah, yaitu identifikasi, deskripsi, penjelasan, dan kuantifikasi. Tiga langkah pertama saling berkaitan dan langlah terakhir bersifat statistik.
·         Identifikasi Kesalahan
·         Deskripsi Kesalahan
·         Penjelasan Kesalahan
·         Kuantifikasi Kesalahan.
Ada pakar pengajaran bahasa mengemukan bahwa Anakes mempunyai langkah-langkah yang meliputi:
·         Pengumpulan data,
·         Pengidentifikasian kesalahan,
·         Penjelasan kesalahan,
·         Pengklasifikasian kesalahan,
·         Pengevaluasian kesalahan.
Berdasarkan komponen bahasa, kesalahan berbahasa dikomponenkan menjadi:
·         Kesalahan pada tataran fonologi,
·         Kesalahan pada tataran morfologi,
·         Kesalahan pada tataran sintaksis,
·         Kesalahan pada tataran semantik,
·         Kesalahan pada tataran leksikal,
·         Kesalahan pada tataran wacana.
B.      Analisis Kontaminasi
Kontaminasi merupakan bahasa Inggris (contamination), yang artinya pencemaran. Dalam bidang bahasa istilah ini kitaa katakan dengan kata kerancuar. Kerancuan dituturkan dari bentuk dasarnya rancu yang mendapat konfik ke-an; rancu atrinya kacau.
Dalam kontaminasi selalu ada dua unsur yang kacau, artinya kedua unsure itu tidak seharusnya berpasangan. Dewasa ini sering kita jumpai kontaminasi dalam bentuk kalimat, jika dilihat sepintas kalimat-kalimat yang sering muncul itu seolah-olah tidak ada yang salah, namun bila kita kita perhatikan benar-benar akan tampak unsur-unsur yang tidak sesuai pasangannya.
Kontaminasi terbagi menjadi tiga bagian :
·         Kontaminasi bentuk kata
·         Kontaminasi bentuk frase
·         Kontaminasi bentuk kalimat.
Contoh-contoh kontaminasi adalah sebagai berikut :
a.       Kontaminasi bentuk kata
·         Dipelajarkan
·         Mengenympingkan
b.       Kontaminasi bentuk frase
·         Berulang kali
·         Mengajar bahasa
·         Melempari batu
·         Terkatung-katung di dalam lautan besar
c.        Kontaminasi bentuk kalimat
·         Bantuan itu diharapkan meringankan para korban bencana banjir di Bandung Selatan.
·         Mereka dilarang tidak boleh merokok.
·         Tetapi dia membantah bukan dia yang mencuri, melainkan tiga orang temannya.
C.      Analisis Keslahan Kata-kata yang Berasal Dari Bahasa Asing
Dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang berasal dari bahasa asing yakni nahasa Inggris, Arab, sansekerta, Belanda, Cina, dan bahasa-bahasa asing yang lainnya. Masalah yang perlu kita perhatikan sebagai calon guru ialah pemakaian bahasa-bahasa asing yang salah kaprah. Banyak kata-kata yang berasal dari bahasa asing itu memerankan peranan penting bagi pertumbuhan dan pengembangan bahasa Indonesia, namun sering kita temui kosakata yang salah. Kekerapan pemakaiannya dalam masyarakat Indonesia sangatlah tinggi walaupun kata-kata yang digunakan itu salah.
Untuk menanggulangi kosakata yang salah kaprah itu hedaknya bentuk itu dikembalikan kepada bentuk yang benar. Bila terlalu banyak kosakata yang salah kaprah maka terlalu banyak penyimpangan dari kaidah bahasa Indonesia yang baku. Jika bentuk yang salah itu banyak diterima oleh masyarakat, maka brntuk itu harus dikatakan sebagai kekecualian, tapi bukan berartiharus banyak kecuali.
Sikap kita terhadap bahasa asing bukan menentang. Orang-orang Indonesia yang mampu menguasai salah satu bahasa asing merupakan hal yang positif, tetapi tidak berarti dengan menguasai bahasa asing tanpa didampingi oleh penguasaan bahasa Indonesia yang baik tidak merupakan sikap yang terpuji.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk kosakata yang berasal dari bahasa asing yang dianggap salah :


·         Ilmuan
·         Rohaniawan
·         Gerejani
·         Indonesiaisasi
·         Produktip
·         Aktip
·         Positip









·         Seponsor
·         Komersialisasi
·         Objek
·         Subjek
·         Prosentase
·         Perangko
·         Rasionil
·         Formil








·         Formil
·         Informal
·         Strukturil
·         turinisasi
·         pompanisasi
·         Seponsor
·         Sepesial
·         Kereatif
·         kelenik